SEKILAS INFO
: - Minggu, 08-09-2024
  • 1 tahun yang lalu / PEMBUKAAN PKL SEMESTER 7 DI KUA SIMAN PADA TANGGAL 17 OKTOBER 2022
  • 1 tahun yang lalu / KUNJUNGAN KONSELING ANAK FAKULTAS DAKWAH IAIRM NGABAR KE PANTI ASUHAN AL-HAYAT PANEKAN MAGETAN
KEGIATAN MOU ANTARA FAK. DAKWAH & DINAS SOSIAL PEMPROV JATIM

UPT REHABILITASI SOSIAL BINA LARAS KEDIRI

Perguruan Tinggi keagamaan secara teoritik memiliki keunggulan dalam mengembangkan wawasan interdependentif dalam artian, mampu mengkorelasikan persoalan-persoalan kehidupan yang profan dan selanjutnya mentransformasikan dalam tradisi religius yang kondusif, sehingga kehidupan individu dan masyarakat menjadi lebih beragama, bermoral dan secara psykhis lebih terjamin situasi mentalnya dan menjadikan hidupnya lebih bermakna.
Perguruan Tinggi keagamaan yang mayoritas hanya mengembangkan konsentrasi pada bidang kajian ilmu keagamaan selanjutnya berdampak pada pemisahan antara nalar rasional dan situasi sosial kemasyarakatan. Selama ini perguruan tinggi keagamaan hanya memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan langsung dengan “langit” dan kurang memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan. Hal tersebut terjadi sebagai konsekwensi logis dari :
a. Sistem pendidikan yang memilah antara ilmu agama dan bukan agama
b. Kurangnya praktikum sebagai langkah awal aplikasi teori-teori yang selama inididapatkan
c. Tidak adanya pemahaman idealistis bahwa ilmu kegamaan dapat saja menjadi “aplied science” dari pada “pure science”
Kenyataan-kenyataan di atas selanjutnya mendorong berbagai perguruan Tinggi keagamaan untuk lebih mengkorelasikan persoalan teoritik keilmuan dengan berbagai perkembangan sosial masyarakat dalam berbagai perspektifnya.
Ketika era reformasi digulirkan, tak diragukan lagi kebebasan dan otonomi juga berdampak pada wilayah pengembangan berbagai sektor infra struktur politik dan sosial yang lain, tak ketinggalan Perguruan Tinggi juga mengalami hal yang sama, menjadikannya bebas mengembangkan visi dan misinya, serta lebih otonom dalam pengelolaannya.
Konsekwensi dari situasi di atas, Perguruan Tinggi Agama, terutama swasta, diharapkan mampu mengandalkan kemampuanlokal, danmembangunpermberdayaan dalam perspektif untuk membangun jaringan dengan berbagai pihak yang memungkinkan punya kepedulian terhadap usaha-usaha tranformatif tersebut. Alasan lain dari Perguruan Tinggi Islam swasta selanjutnya agar dapat menjadi soko guru bagi tercapainya lingkungan sosial yang lebih bernuansa Islam.
Tujuan, misi dan harapan tersebut sulit akan terwujud bila mahasiswa dan mahasiswi tidak dibekali dalam praktikum yang memadai. Dengan demikian sesuai dengan program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang menitiktekankan pada pengembangan Pendidikan Keagamaan dan menejemen/administrasi dibutuhkan praktikum tentang hal tersebut pada lembaga-lembagasosial. Karena itu, indikatordari realitas tersebut adalah praktikum dilakukan di Unit Pelayanan Terpadu dibidang sosial yang ada di wilayah Jawa Timur.

TINGGALKAN KOMENTAR

SINTAKU

SINTAKU

SINTAKU

LINTAPDIMAS

LINTABDIMAS

LINTABDIMAS

Video Terbaru